Gempita.co – Harga daging sapi naik tak terkendali sejak sebelum Ramadan membuat pedagang mengeluh, karena daya beli masyarakat yang rendah saat ini.
“Modal kita saja sekarang sudah sebesar 134.600 rupiah per kilogram. Jadi kan sudah tidak wajar. Otomatis konsumen atau masyarakat, saat ini membeli daging dengan harga antara 140 ribu hingga 150 ribu per kilogram.
Padahal harga yang ditetapkan pemerintah untuk daging 120 ribu per kilogram. Kenaikan ini akan terus terjadi bahkan setelah Idul Fitri nanti,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi, Rabu kemarin, dikutip RRI.
Kenaikan harga daging, utamanya harga daging sapi segar (hot meat) disebabkan karena pasokan sapi potong di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri.
Sehingga pemerintah selama ini mengimpor sapi dari Australia. Persoalannya, tahun ini pemerintah Australia juga membatasi ekspor sapi potongnya karena persoalan di dalam negerinya.
Untuk mengatasi kenaikan harga daging sapi segar, pemerintah berinisiatif mengimpor daging kerbau beku dari India dengan tujuan memberikan alternatif konsumsi daging bagi masyarakat.
Pemerintah menetapkan harga jual daging kerbau beku ini sebesar Rp80.000 per kg. Yang menjadi persoalan, sekarang harga daging kerbau beku pun mulai merangkak naik.
“Sekarang, dari distributor saja harga daging kerbau beku sudah di kisaran 91 ribu hingga 92 ribu rupiah per kilogram. Sehingga ketika sampai di konsumen atau masyarakat harganya juga di kisaran 100 ribu rupiah. Sepertinya distributor daging kerbau beku ini memanfaatkan kekosongan daging sapi segar ini, sementara permintaan daging tinggi,” ungkap Asnawi.
Asnawi berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk memastikan harga daging kerbau beku dijual sesuai harga yang ditetapkan pemerintah yaitu 80 ribu rupiah per kilogram. Karena kalau dibiarkan terus naik , bukan hanya memberatkan masyarakat, tapi juga para pedagang daging di tingkat eceran.