Jakarta, Gempita.co – Pasar saham Indonesia bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Meskipun sempat dibuka tak bergerak di level 4.947, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada menit ke empat melonjak ke level resisten 5.019 atau naik 1,44 persen setara 71 poin hari pertama New Normal, Senin (8/6). Terus menghijau, hingga pukul 11.55 WIB IHSG masih bertahan di 5.073,98.
Pembukaan perdagangan hari ini disambut oleh 237 emiten yang menguat, 29 emiten melemah, dan 123 emiten stagnan. Seluruh sektor tercatat menguat.
Aneka industri menguat 0,25 persen menjadi 901. Properti menguat 3,21 persen menjadi 353. Perdagangan menguat 0,91 persen menjadi 620 dan infrastruktur menguat 0,97 persen menjadi 915.
Sementara itu, industri dasar menguat 1 persen menjadi 764 dan sektor keuangan menguat 1,89 persen menjadi 1.050.
Lalu, sektor perkebunan menguat 2,45 persen menjadi 1.030, dan sektor manufaktur menguat 0,95 persen menjadi 1.215. Terakhir, sektor pertambangan menguat 0,92 persen menjadi 1.290 dan konsumer menguat 1,09 persen menjadi 1.836.
Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG hari ini masih menunjukkan pola penguatan jangka pendek. Hal itu seiring dengan penerapan New Normal atau kebiasaan baru yang diharapkan dapat menghidupkan kembali aktivitas perekonomian.
“Hal ini tentunya ditunjang oleh stabilnya perekonomian dengan harapan kembalinya arus dana masuk ke dalam pasar modal Indonesia,” ujarnya Senin (8/6).
Selain itu menurutnya, rilis data cadangan devisa (cadev) pada hari ini akan turut mewarnai pola gerak IHSG. Adapun posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar USD 130,5 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi akhir April 2020 sebesar USD 127,9 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Peningkatan cadangan devisa pada Mei 2020 terutama dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri pemerintah dan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.