Ini Sektor Bisnis yang Masih Cuan Versi Bos Schroders

Bisnis yang tetap eksis di tengah pandemi covid-19. (Ilustrasi)

Jakarta, Gempita.co – Presiden Direktur Schroder Investment Management, Michael Tjoajadi mengungkapkan beberapa saham yang masih punya peluang tumbuh dalam tatanan normal baru.

Oleh sebab itu, kata dia, investor harus mengatur ulang strategi investasi sektor-sektor mana saja yang masih bisa tumbuh. Pasalnya, pandemi Covid-19 menyebabkan hampir semua bisnis terdisrupsi, sehingga investor pun harus jeli dalam menempatkan instrumen investasinya.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Michael menuturkan, ada beberapa sektor yang masih akan berpeluang tumbuh dengan tatanan normal baru, misalnya di sektor telekomunikasi. Gaya hidup digital ke depan akan menjadi tren dan kebutuhan akan layanan jasa telekomunikasi akan meningkat.

“Tahun 2021 akan menjadi tantangan, keadaan seperti sekarang vaksin belum ada, semua itu merupakan tantangan, demikian dengan berinvestasi, industri yang tadinya sebelum normal akan berubah.” kata Michael Tjoajadi, dalam webinar bertajuk Strategi Ampuh Hidup Sehat dan Sukses di Era New Normal, Senin (8/6/2020) yang diselenggarakan AXA Mandiri dan CNBC Indonesia.  Lebih dari 2.200 orang mendaftar untuk itu webinar ini.

Sektor selanjutnya yang masih berpeluang cuan di tahun ini ialah platorm e-dagang yang diperkirakan akan terus bertumbuh. Kebijakan pembatasan sosial memaksa masyarakat harus membatasi kegiatannya ke luar rumah, termasuk berbelanja. Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya bisnis logistik.

Sedangkan, sektor-sektor yang sebelumnya tumbuh dan memberikan andil penting terhadap perekonomian nasional, seperti pariwisata, perhotelan, industri penerbangan masih akan tertekan seiring dengan kebijakan banyak negara membatasi perjalanan.

“Industri penerbangan akan menghadapi tantangan. Ongkos penerbangan naik, kemampuan travel menjadi terbatas,” lanjutnya.

Sementara itu, sektor yang masih akan menghadapi tantangan adalah properti, infrastruktur seiring dengan fokus pemerintah mengalokasikan dana APBN untuk menyelesaikan pandemi Covid-19.

Namun di sisi lain, Tjoajadi juga menyampaikan optimisme, bursa saham akan kembali tumbuh pesat di tahun 2021 seiring dengan proyeksi membaiknya pertumbuhan ekonomi global di kisaran 6-7%.

Tidak hanya itu, hampir semua pemerintah dan bank sentral di semua negara memberikan stimulus untuk meredam dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

“Ini membuat di 2021 ekonom dunia confidence ekonomi akan balik lagi bahkan very strong, kurang lebih tumbuh 6,8%-7% setelah mengalami penurunan di tahun 2020. Ada harapan di situ,” tandasnya.

 

 

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali