Horee..Bioskop Dibuka Serentak 29 Juli, Begini Harapan Wishnutama

Bioskop/ilustrasi

Jakarta, Gempita.co-Bioskop bakal dibuka secara serentak mulai 29 Juli saat pandemi virus Corona belum tuntas. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf) Wishnutama Kusubandio berharap bioskop tak menjadi klaster baru COVID-19.

Sebelum betul-betul dibuka, protokol kesehatan di bioskop dijajal untuk diterapkan. Termasuk oleh Menparekraf Wishnutama Kusubandio yang mencoba masuk bioskop dengan mengundang pewarta pada Jumat (10/7/2020) di salah satu bioskop di Senayan, Jakarta Pusat.

Bacaan Lainnya

Dia sekaligus meluncurkan Indonesia Care yang mengatur protokol kesehatan di bidang pariwisata, ekonomi dan kreatif.

Protokol kesehatan yang wajib diterapkan oleh bioskop memang diatur dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Nomor 140 Tahun 2020. Maksimal penonton bioskop diwajibkan hanya 50 persen.

Dalam SK itu, penggunaan masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak juga wajib dilakukan, baik oleh karyawan bioskop maupun pengunjung.

Pengelola bioskop, untuk menjalankan protokol kesehatan di bioskop, wajib menyediakan hand sanitizer. Pengelola juga diminta untuk tidak melayani pengunjung yang datang tidak menggunakan masker.

“Saya berkali kali menyampaikan, semua sektor di bawah Kemenpar untuk dapat menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar karena kita tahu kita harus bisa produktif. kita tahu semua, kita harus bisa berkarya. tetapi kita juga harus aman dari ,” kata Wishnutama, Jumat (10/7/2020) di XXI Plaza Senayan.

Dengan dibukanya kembali bioskop, sektor perfilman pun kembali beraktivitas namun dengan menerapkan protokol kesehatan baru. Bagaimanapun saat ini amat berisiko untuk membuat kerumunan karena vaksin untuk virus Corona belum ditemukan. Bahkan, cara penularannya masih terus diteliti.

“Jangan sampai sektor perfilman ini jadi klaster baru jadi itu jadi hal yang sangat penting.makanya dengan adanya protokol panduan kesehatan berbagai macam sektor salah satunya perfilman kami harap kan tema teman dari industri perfilman bisa produktif kembali dari produksi nya bioskopnya dan berbagai aktivitas itu banyak sekali,” ujar Wishnutama.

Pembukaan Bioskop Diserahkan Daerah

Produser film Chand Parwez Servia mengungkapkan kerugian yang selama pandemi dialami oleh sektor perfilman amat besar. Apalagi, pada 2020 sebetulnya diprediksi menjadi tahun keemasan bagi industri film Indonesia.

“Anggap saja 50 film tidak beredar dari 125 film per tahun. Artinya 40% kita kehilangan peluang pemasukan. Dengan asumsi 60 juta penonton dari 50 film itu kan Rp 3 triliun. Lalu 40% nya berapa? Ya sekitar 1.2 triliun. Ini dampaknya sangat besar bukan hanya ke filmnya saja, tapi ke bioskop dan lain-lain,” kata Chand.

Walaupun direncanakan buka pada tanggal 29 Juli, Wishnutama mengungkapkan bahwa pembukaan bioskop tergantung pada kesiapan daerah masing-masing.

“Pembukaan bioskop tiap daerah beda-beda tergantung status COVID-nya masing-masing ada, yang masih merah, oranye, kuning, hijau, tergantung daerah masing-masing. Tergantung kesiapan pemda.lalu tergantung pelaksanaan protokol kesehatan di bioskop itu sendiri,” kata Wishnutama. (*)

Pos terkait