Indonesia Diambang Resesi, Presiden Jokowi: Masih Punya Kesempatan Bulan September !

Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (1/9) memberikan arahan kepada para Menteri dan Gubernur di Seluruh Indonesia Secara Virtual - Foto:VoA

Jakarta, Gempita.co — Bila perekonomian periode Juli-September 2020 kembali mengalami kontraksi. Indonesia berada di jurang resesi.

Hal itu ditegaskan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo dalam Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (1/9).

Bacaan Lainnya

“Kuartal pertama 2020 kita masih tumbuh 2,97 persen, negara lain sudah minus. Tetapi di kuartal kedua kita sudah pada posisi minus 5,3 persen. Untuk itu kuartal ketiga kita ini masih punya waktu satu bulan Juli, Agustus, September, kita masih punya kesempatan di bulan September. Ini kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk ke resesi,” kata Jokowi.

Jokowi menginstruksikan kepada seluruh Gubernur untuk mempercepat realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), terutama yang berkaitan dengan belanja modal dan belanja bantuan sosial (bansos).

Berdasarkan data yang diperolehnya, serapan APBD provinsi masih berada pada level 44,7 persen, sedangkan serapan belanja pada tingkat kota dan kabupaten baru mencapai 48,8 persen.

“Realsasi APBD seperti ini setiap hari saya ikuti semua provinsi semua kabupaten/kota kelihatan semua angka-angkanya. Tolong betul-betul angka-angka ini diperhatikan sehingga realisasi untuk pengadaan barang dan jasa, untuk belanja modal dan belanja bansos itu benar-benar segera terealisasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga memaparkan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, hanya ada dua provinsi yang pertumbuhan ekonominya positif, yaitu Papua 4,52 persen dan Papua Barat 0,53 persen.

Selain itu, tiga provinsi lainnya yang perekonomiannya terkoreksi paling dalam adalah Bali minus 10,98 persen, karena sektor pariwisata yang dipastikan anjlok akibat pandemi, DKI Jakarta minus 8,22 persen dan Yogyakarta minus 6,74 persen.

Namun Jokowi masih optimis karena beberapa indikator perekonomian mulai membaik seperti purchasing manager indeks Indonesia sudah kembali masuk ke sekitar angka 50-an. Kemudian penerimaan negara dari sisi pajak sudah mengalami kenaikan, dan angka ekspor juga sudah mulai tumbuh ke arah yang positif.

Pos terkait