Ini Prediksi Sandi Uno Mengenai Ekonomi Indonesia 

Foto:Sandiaga Uno. Istimewa

Jakarta, Gempita.co – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno memprediksi perekonomian Indonesia akan memasuki resesi ekonomi.

Menurut Sandi, hal itu terjadi karena adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan wabah covid-19.

Bacaan Lainnya

“Resesi sebentar lagi masuk ke Indonesia. Tanggal 5 Agustus akan ada pengumumannya. Ancaman resesi akan semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru covid-19 tak bisa ditekan,” kata Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu (2/8/2020).

Sandi melihat resesi ini bakal terjadi karena telah terjadi penurunan ekonomi Indonesia dalam dua triwulan secara berturut-berturut yang berdampak pada sisi produksi atau suplai.

“Nah ini yang sangat terdampak dengan adanya PSBB, dengan adanya Covid-19 sisi produksinya ini sangat terganggu. Jadi supply side ini semua terganggu karena Covid-19 akhirnya kita akan melihat permintaan menurun dan produksi menurun,” jelasnya.

“Kalau produksi menurun berarti akan ada pengurangan dari aktivitas produksi yang berdampak pada hilangnya pekerjaan dan mata pencaharian untuk sebagian dari pada saudara saudara kita yang berkativitas di sektor produksi termasuk sektor UMKM,” tambah mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Mantan Ketua Umum HIPMI ini menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II bakal mengalami kontraksi cukup parah. Kontraksi itu, kata Sandi, mencapai minus 6 persen, lebih tinggi dari ramalan pemerintah.

“Di kuartal II 2020 ini, saya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi besar mengalami kontraksi. Bahkan hingga minus 6 persen jika sektor konsumsi belum pulih karena pelemahan daya beli masyarakat,” ujarnya.

Pengusaha nasional ini kemudian menyarankan, pemerintah harus mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) demi mengurangi dampak dari resesi. Terutama realisasi anggaran kesehatan, bantuan sosial, serta insentif untuk UMKM.

“Kita sudah hampir bisa memastikan masuk resesi bahwa kita tetaplah tenang tunggu keadaan mereda sisi supply dan sisi demand sedikit bisa pulih baru kita kembali menyikapi dengan inovasi. Berikan UMKM kemudahan untuk melakukan adaptasi ke digitalisasi dan juga berikan mereka fasilitas ke likuiditas,” sarannya.

Pos terkait