Jelang Pertemuan China-AS, Ancaman Perang Makin Memuncak

Washington, Gempita.co – Ancaman perang antara China dan Amerika Serikat (AS) bersama sekutu kian memuncak.

Jika China menggunakan kekuatan militer untuk mengubah status quo atas Taiwan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (10/11/2021) menegaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya akan mengambil tindakan yang belum ditentukan.

Bacaan Lainnya

Blinken mengungkapkan hal tersebut saat ditanya di sebuah forum yang diselenggarakan oleh New York Times apakah Amerika Serikat akan turun tangan untuk membela Taiwan jika terjadi serangan oleh China.

Blinken menegaskan bahwa peran Washington adalah memastikan pulau itu memiliki sarana untuk mempertahankan diri, seperti yang disyaratkan oleh undang-undang AS.

“Pada saat yang sama, saya pikir adil untuk mengatakan bahwa kita tidak sendirian dalam tekad ini untuk memastikan bahwa kita menjaga perdamaian dan stabilitas di bagian dunia,” jelas Blinken dikutip Reuters.

Blinken menambahkan, “Ada banyak negara, baik di kawasan maupun di luar, yang akan melihat tindakan sepihak untuk menggunakan kekuatan untuk mengganggu status quo sebagai ancaman signifikan terhadap perdamaian dan keamanan, dan mereka juga akan mengambil tindakan jika itu terjadi.”

Blinken tidak merinci lebih jauh tentang  tindakan seperti apa yang dia maksud.

Presiden AS Joe Biden menyebabkan kegemparan bulan lalu ketika dia mengatakan Amerika Serikat akan membela Taiwan jika China menyerang.

Pernyataan itu tampaknya berangkat dari kebijakan “ambiguitas strategis” yang telah lama dipegang, tidak menjelaskan bagaimana Amerika Serikat akan merespons. Tetapi Gedung Putih dengan cepat mengatakan Biden tidak menandakan perubahan kebijakan, dan beberapa analis menolak komentarnya sebagai kesalahan.

Pimpinan Demokrat dari Komite Intelijen DPR, Adam Schiff, pekan lalu mendesak pemerintahan Biden untuk tidak terlalu ambigu tentang apa yang disebutnya sebagai kewajiban AS untuk mempertahankan Taiwan dari serangan China.

Pernyataan Blinken dikeluarkan menjelang pertemuan virtual yang direncanakan antara Biden dan pemimpin China Xi Jinping, yang kabarnya akan diadakan minggu depan.

Blinken juga tidak memberikan informasi spesifik mengenai rencana pertemuan tersebut.

Sumber: Asiatoday

Pos terkait