Gempita.co – Kecelakaan kereta gantung di dekat Danau Maggiore di Italia utara pada Minggu (23/5) menyebabkan setidaknya 14 orang tewas.
Kecelakaan itu terjadi pada layanan kereta gantung yang mengangkut penumpang dari kota resor Stresa ke gunung terdekat Mottarone di wilayah Piedmont.
Lima orang di antara korban jiwa kecelakaan tersebut dikonfirmasi merupakan warga negara (WN) Israel. Pejabat setempat mengungkapkan bahwa dua penumpang anak-anak yang berusia sekitar lima dan sembilan tahun sempat diterbangkan ke rumah sakit di Turin. Anak berusia sembilan tahun tersebut kemudian meninggal dunia, sedangkan anak yang berusia lima tahun berada dalam kondisi kritis.
Insiden tersebut dilaporkan terjadi pada Minggu sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Kereta gantung tersebut dilaporkan kemungkinan terjatuh sekitar 300 meter dari puncak gunung.
Wali Kota Stresa, Marcella Severino, mengungkapkan bahwa kereta gantung itu jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter ke tanah dan terguling menuruni lereng sebelum akhirnya berhenti karena menabrak pepohonan. Severino juga menambahkan bahwa para pendaki di dekat lokasi sempat mendengar desisan keras sebelum kecelakaan.
Korban ditemukan baik di dalam maupun di luar kereta gantung yang telah hancur tersebut. Lokasi kecelakaan yang curam membuat tim penyelamat mengalami kesulitan. Sebuah kendaraan pemadam kebakaran bahkan sempat terbalik saat akan menuju ke lokasi tersebut, namun untungnya tidak ada yang terluka.
Sementara itu, seorang siswa asal Genoa, Luisa Tesserin, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ia dan teman-temannya berada di kereta gantung tersebut sekita satu jam sebelum kecelakaan terjadi.
“Saat kami naik, kereta gantung tidak memberikan sinyal yang aneh, semuanya baik-baik saja. Ketika mereka memberi tahu kami berita itu, kami terkejut,” ungkap Tesserin.
Dalam situs web layanan kereta gantung Stresa-Alpine-Mottarone, disebutkan bahwa butuh waktu sekitar 20 menit untuk mengangkut penumpang 1.491 meter di atas permukaan laut. Layanan kereta gantung ini awalnya dibuka pada tahun 1970 dan ditutup untuk pemeliharaan antara tahun 2014 dan 2016.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi menggambarkan kecelakaan tersebut sebagai sebuah “kecelakaan tragis”. Draghi mengaku menerima update kabar terbaru terkait kecelakaan ini dari pejabat lokal dan nasional.
“Saya menyampaikan belasungkawa seluruh pemerintah kepada keluarga para korban, dengan perhatian khusus untuk anak-anak yang terluka parah dan keluarganya,” tuturnya.