Kementan Awasi Kesehatan dan Kelayakan Daging Kurban

ILUSTRASI

Jakarta, Gempita.co – Dalam upaya penjaminan kesehatan, keamanan, dan kelayakan daging kurban pada pelaksanaan ibadah kurban Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah, Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan pengawasan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner hewan kurban.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan I Ketut Diarmita, menyebutkan dalam proses penyembelihan hewan kurban harus memenuhi 2 aspek sekaligus, yakni aspek kehalalan dan aspek kesejahteraan hewan (Kesrawan).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Kedua aspek tersebut sejalan dengan persyaratan prinsip dasar penyembelihan sehingga peran juru sembelih menjadi sangat penting dalam memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban agar memenuhi persyaratan syariat Islam.

“Hari Raya Idul Adha sebentar lagi, jadi, sangat penting sekali membekali para juru sembelih halal (Juleha) tersebut, apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 dengan memperhatikan protokol kesehatan,” katanya dalam siaran pers, Senin (5/7/2020).

Kementan telah melakukan serangkaian upaya mulai dari penyediaan regulasi, sosialisasi, pembinaan, dan juga akan terlibat dalam pemeriksaan serta pengawasan daging dan hewan kurban.

“Kementan berkomitmen memastikan bahwa pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Indonesia dapat memenuhi persyaratan teknis dalam rangka menjamin daging kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat sesuai kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH),’’ tegas Ketut.

Direktur Kesehatan Masayarakat Veteriner, Syamsul Ma’arif, menjelaskan, titik kritis yang dapat menyebabkan daging menjadi tidak halal adalah cara penyembelihan hewan yang tidak sesuai dengan syariah agama Islam.

Proses penyembelihan harus cepat, sekali ayun dan memotong tiga saluran yaitu hulqum, mar’i dan wadjadain atau saluran nafas (trachea), saluran makan (esofagus) dan pembuluh darah kiri dan kanan yang ada dibagian leher (arteri carotis comunis).

Prinsip dasar penyembelihan harus dilakukan, yakni penanganan ternak yang baik, penggunaan pisau yang tajam, teknik penyembelihan yang cepat dan tepat, satu kali penyembelihan sehingga tidak menginduksi kesakitan yang berlebihan, pengeluaran darah yang tuntas, serta kematian yang sempurna.

“Kecakapan juru sembelih dapat berpengaruh terhadap kualitas daging dan kehalalan daging kurban,” tutur Syamsul.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali