Kian panas, Rusia Sebut AS Siap-siap Kena Serangan Nuklir Bak Tragedi 9/11

Presiden Ukraina Vladimir Putin akan hadiri BRICS secara virtual. (AFP/ALEXEY BABUSHKIN)
Presiden Ukraina Vladimir Putin akan hadiri BRICS secara virtual. (AFP/ALEXEY BABUSHKIN)

Gempita.co-Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut Amerika Serikat terancam menjadi target serangan seperti tragedi 11 September 2001 silam, namun dengan teror serangan nuklir.

Dalam unggahan Telegramnya pada Minggu (10/9), eks presiden Rusia itu mulanya menulis bahwa publik tampaknya “terbiasa dengan arogansi dan narsisme menjijikkan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.”

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dia membicarakan AS seolah muak dengan segala justifikasi yang dilakukan dan diterima Washington di mata publik.

“Barat dapat memasok senjata apa pun kepada musuh-musuh kita. [Tapi] teman-teman kita dilarang melakukannya, diancam dengan pembalasan lewat segala cara,” tulisnya dalam salurannya di Telegram.

Dengan segala prestise itu, Medvedev pun melontarkan bahwa AS bakal menerima serangan teror dari Rusia seperti tragedi 11 September 2001 “namun dengan komponen nuklir atau biologis.”

“Atau bahkan lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara-negara nuklir akan kehilangan keberaniannya dan membuat keputusan emosional untuk menggunakan WMD (Weapon of Mass Destruction/senjata pemusnah massal). Terutama karena klub nuklir terus berkembang dan sebagian besar darinya tidak terikat oleh kewajiban apa pun,” tulis Medvedev.

Pernyataan itu diutarakan Medvedev bertepatan dengan peringatan 22 tahun serangan teror yang terjadi di beberapa tempat di AS pada 11 September 2001 silam.

Pernyataan Medvedev itu pun diunggah oleh penasihat menteri dalam negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, dalam akun Twitternya.

“Medvedev memakai tragedi peringatan serangan 9/11 untuk membuat lebih banyak ancaman terhadap Barat. Retorika mantan presiden Rusia dan pejabat negara saat ini menunjukkan bahwa Rusia memandang ancaman dan pemerasan sebagai metode diplomasi pilihan mereka,” ucap Gerashchenko dalam kicauannya.

“Saya ingin tahu apakah Medvedev terus menggunakan produk Apple,” paparnya menyindir Medvedev yang terus mengancam Barat, tetapi masih gemar memakai produk buatan Barat seperti ponsel merk iPhone dari Apple.

Ini merupakan ancaman nuklir kesekian yang diucapkan Medvedev dalam beberapa waktu belakangan. Bulan lalu, ia membuat komentar serupa dengan menyebut AS dan negara-negara Barat lainnya mendorong dunia semakin dekat dengan Perang Dunia III.

“Musuh-musuh kami harus berdoa kepada para prajurit kami agar mereka tidak membiarkan dunia terbakar nuklir,” kata Medvedev dalam unggahan di Telegram, Minggu (30/7).

Medvedev memang kerap bicara soal nuklir jika berkaitan perang Rusia-Ukraina. Dia menilai Rusia kemungkinan bakal menggunakan nuklir jika Ukraina sukses melancarkan serangan balasan.

Sebab menurutnya, tak ada solusi yang lebih baik dari itu.

“Bayangkan jika serangan musuh (Ukraina) bersama NATO sukses dan berakhir dengan mengambil alih tanah kita. Maka kami harus menggunakan senjata nuklir berdasarkan ketentuan Keputusan Presiden Rusia,” ucap Medvedev.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali