Gresik, Gempita.co – Muhammad Bahrul Ghofur Kepala Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan Gresik, kecewa menyaksikan warganya meninggal dunia karena tidak tertangani di rumah sakit.
Ghofar mengatakan ia mati-matian mencari rumah sakit di seluruh Gresik hingga Surabaya sejak mengetahui warganya Mazrotul Afiro yang tengah hamil 7 bulan dinyatakan positif Covid-19. Pasien dalam kondisi drop karena saturasi oksigen dalam darah tinggal 40, jauh di bawah normal 90-100.
“Setiap rumah sakit menjawab ruangan ICU penuh,” ujar Ghofar kepada wartawan, Kamis (15/7).
Semua RS di Gresik memang baru padat oleh pasien Covid-19, bahkan tidak bisa menerima seorang wanita hamil dalam kondisi kritis, pada Senin (12/7).
Ghofar akhirnya memutuskan membeli tabung gas oksigen dan Mazrotul menjalani perawatan di rumah. “Saya belikan tiga tabung sekaligus. Supaya dapat pertolongan pertama,” katanya.
Esok harinya, RSUD Ibnu Sari Gresik menyampaikan bisa menampung pasien. Namun, sampai di RS Mazrotul tidak langsung mendapat penanganan karena pasien juga penuh.
“Selasa siang bayi dalam kandungan dikabarkan meninggal. Kemudian malamnya ibunya menyusul, karena memang kondisinya kritis,” ujar Ghofar.
Jenazah Mazrotul Afiro dan sang janin yang belum sempat dikeluarkan kemudian dikuburkan dalam satu liang. Suaminya Fahrudin saat ini tengah isolasi mandiri bersama anak pertamanya yang masih umur 6 tahun.
Ghofur menyesalkan tidak ada prioritas dalam perawatan pasien Covid-19, apalagi menyangkut wanita hamil. Ia meminta perhatian agar kasus seperti yang dialami warganya bisa mendapatkan prioritas karena menyangkut dua nyawa, ibu hamil dan janin.