SURABAYA, Gempita.co-Satu pekan jelang bulan Desember, pembahasan nasib kelanjutan kompetisi 2020 masih jalan di tempat.
Anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, mengungkapkan tidak ada perkembangan baru yang diberikan, baik dari PSSI sebagai pihak federasi maupun PT LIB selaku operator.
“Bisa ditanyakan saja kepada ketua umum (PSSI). Sejauh ini tidak ada, kita tunggu saja,” kata Haruna pada Selasa (24/11/2020).
Haruna Soemitro melanjutkan bahwa lambatnya progres dikarenakan PSSI seolah sudah bukan satu-satunya pihak yang berwenang untuk memutuskan nasib kompetisi.
Ada pihak lain dengan power sama besar yang harus dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan.
Dengan demikian, variabel dalam menyusun, mengambil, dan mengeksekusi langkah pun sekarang bertambah.
Tahapan yang diperlukan pun jelas ikut bertambah.
“Karena variabel sepak bola indonesia sekarang bertambah, ada variabel perizinan” ujar mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.
“PSSI tidak bisa secara independen memutuskan kapan kick-off, kapan mulai kompetisi, kapan menyusun jadwal,” tutur dia.
Hal serupa pun terjadi pada PT LIB, pihak operator yang seharusnya bertugas menggerakkan kompetisi, juga tidak bisa berbuat banyak.
PSSI dan PT LIB bisa berencana dan berwacana, namun ketika tidak mampu memenuhi variabel perizinan maka semuanya berakhir sebagai angan belaka.
“Meskipun secara organisasi LIB bisa membuat skema atau skenario liga, tetapi ketika variabel perizinan menjadi faktor penentu, itu menjadi tidak bisa independen lagi,” kata Haruna.
Dengan kata lain, PSSI dan PT LIB perlu menyelesaikan masalah perizinan sebelum bisa mengambil kebijakan baru.
Di sisi lain, mereka harus bergerak cepat karena waktu terus berputar.