Legenda Sepak Bola Indonesia Kumpul, Bubarkan PSSI!

Gempita.co – We are Football Family menggagas silahturahmi sekaligus diskusi sepak bola yang dihadiri pemain-pemain legenda, Senin (6/2/2023), di Pancoran Soccer Field Jakarta Selatan.

Diantara pemain-pemain legenda yang hadir, Adjad Sudrajad, Anjas Asmara, Ronny Pashla, Joko Malis, Farril Raymond Hattu, Nur Alim, Rully Nere, dan Herry Kiswanto.

Usai kegiatan fun football 4×20 menit, melibatkan para eks Timnas Indonesia, dilanjutkan dengan diskusi terkait isu-isu sepakbola Indonesia, mulai organisasi PSSI, pembinaan, naturalisasi, perwasitan, kepelatihan hingga match fixing.

Menurut Owner Pancoran Soccer Field Gede Widiade, silaturahmi sesama legenda Timnas Indonesia perlu dilestarikan dan diwadahi.

“Karena prestasi dan keringat mereka mungkin tidak bisa dihargai dengan uang. Minimal dengan berkumpul dan bersilaturahmi seperti ini, saran dan nasihat atas pengalaman mereka di lapangan bisa dibagikan,” ujar Gede Widiade.

“Kalau mereka dibuatkan semacam organisasi dan mau memberikan sumbangsih pemikirannya soal sepak bola, tentunya sangat bagus,” tambahnya.

Diskusi Panas

Diskusi berjalan semakin hangat, saat mantan pemain nasional yang pernah membela Merah Putih di era 70an, Anjas Asmara, mengkritik keras pengurus PSSI.

“Bubarkan saja PSSI,” tegas Anjas Asmara.

Dia menceritakan masa lalu Timnas Indonesia yang dikenal sebagai Macan Asia. Lalu Anjas membandingkan dengan kondisi skuad Garuda saat ini yang mana level Asia Tenggara saja sudah ngos-ngosan.

“Dulu pemain demi Merah Putih, mau berjuang mati-matian. Itu tidak ada uang. Kenapa dulu Indonesia disebut Macan Asia. Lalu sekarang, masuk Asia saja susah, tentu perlu dipertanyakan,” kata Anjas Asmara yang kini penampilannya seperti rocker.

Sementara Dede Sulaiman menyoroti bidang teknik dan pembinaan PSSI yang dinilai ‘bobrok’.

“Di bidang teknik sebaiknya ditempatkan eks pemain-pemain nasional, mereka beralasan tidak mempunyai lisensi,” ujarnya.

Sekarang ini, lanjutnya, tidak ada pemain nasional yang memiliki teknik yang baik. Ini membuktikan bidang pembinaan juga gagal.

“Bisa dilihat buktinya, di kompetisi pemain Liga1 yang tidak bermain lagi, bisa bermain di Liga2 dan Liga3, gimana pembinaan mau berhasil,” ungkapnya.

Sedangkan pemain naturalisasi yang didatangkan, dinilai Dede Sulaiman, kualitasnya tidak ada yang bagus.

“Pembinaan di akar grassroot tidak ada. Naturalisasi kalau kualitasnya oke gak apa-apa. Tapi, pemain yang dinaturalisasi saat ini kualitasnya jauh. Naturalisasi di Indonesia gak bener karena pembinaan tidak jalan, ” kritiknya.

Semua pemain legenda yang berkumpul, sepakat saat ini sepak bola Indonesia perlu dibenahi.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali