Jakarta, Gempita.co – Sebanyak 18 koperasi lingkup Satuan Kerja Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan dua wirausahawan baru dari Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) bersama kelompok masyarakat binaannya, secara serempak melakukan usaha budidaya perikanan. Mereka memanfaatkan dana bantuan modal dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) dengan total Rp19,8 miliar.
Rencananya, dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan tambak seluas 170.276 m2. Penandatangan pencairan dana dilakukan di Kantor KKP, Jakarta, Senin (26/10).
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan aset Satker BRSDM untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya nasional serta peningkatan kompetensi peserta didik dan masyarakat perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan bahwa untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan, produksi perikanan hendaknya tidak hanya bertumpu pada perikanan tangkap. Menurutnya, diperlukan optimalisasi perikanan budidaya sebagai langkah strategis dalam peningkatan pendapatan nasional dan ketahanan pangan.
Karena itu KKP menjadikan pengembangan sektor budidaya sebagai prioritas yang perlu dukungan bersama, sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan di Indonesia.
“Untuk mencapai peningkatan produktivitas budidaya perikanan yang telah diamanatkan, hal yang penting adalah bagaimana merealisasikan dalam langkah- langkah yang strategis dan realistis,” kata Menteri Edhy saat memberikan sambutan ‘Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan Melalui Optimalisasi Aset BRSDM bekerjasama dengan LPMUKP.’
Dikatakannya, salah satu upaya strategis tersebut adalah mengoptimalkan lahan-lahan yang dimiliki KKP serta melakukan kerja sama dengan lintas instansi dan lembaga permodalan. Menteri Edhy menambahkan, langkah strategis selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas SDM kita untuk menjalankan usaha budidaya perikanan tersebut.
“Kita perlu membentuk SDM unggul yang profesional, mandiri dan pantang menyerah serta yang mampu mengelola lahan-lahan budidaya perikanan tersebut,” sambungnya.
SDM Unggul
SDM Unggul dalam konteks pengembangan produksi budidaya perikanan, lanjut Menteri Edhy, adalah masyarakat perikanan dan peserta didik yang menempuh pendidikan sektor kelautan dan perikanan. Dia menilai mereka mampu mengelola perikanan budidaya mulai dari pemilihan lahan yang tepat, mengelola kegiatan budidaya, sampai dengan panen serta pemasaran hasil budidaya tersebut.
Ia berharap pada pelaksanaannya dapat meningkatkan kompetensi masyarakat perikanan dan peserta didik tersebut, sehingga memiliki pengalaman dalam melaksanakan kegiatan wirausaha. Khusus peserta didik, kesempatan ini bisa menjadi stimulus sekaligus motivasi yang nantinya memunculkan wirausaha muda yang berasal dari lulusan satuan pendidikan KKP, khususnya pada bidang perikanan budidaya.
“Saya menyambut baik dan mendukung acara Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan melalui Optimalisasi Aset BRSDM Bekerjasama dengan BLU-LPMUKP,” urainya.
Menteri Edhy berharap momen ini menjadi cikal bakal bagi Satker lain untuk mengoptimalkan asetnya terutama lahan–lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan budidaya perikanan dengan memanfaatkan dana bergulir BLU-LPMUKP.
“Semoga momen ini menjadi langkah yang baik untuk membangkitkan semangat kita menuju negara maritim terkuat,” ujarnya.
18 Koperasi
Sementara Kepala BRSDM Sjarief Widjaja memaparkan, 18 koperasi yang menandatangani pinjaman tersebut terdiri dari koperasi Satker Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta, Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) Sidoarjo, Politeknik KP Sorong, Politeknik KP Karawang, Politeknik KP Pangandaran, Politeknik KP Bone, Politeknik KP Jembrana, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong; SUPM Pariaman, SUPM Kota Agung sebesar; SUPM Tegal, SUPM Bone, SUPM Waiheru, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros; Balai Riset Pemuliaan Ikan Sukamandi, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi dan BPPP Bitung.
Adapun dua orang wirausahawan baru dari PPB bersama dengan kelompok masyarakat binaannya yang mendapatkan pinjaman adalah PPB asal Cirebon dan Indramayu.
Dengan demikian totalnya ada 20 usulan pinjaman dana bergulir, yang terdiri dari 13 koperasi di Satker Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, tiga koperasi di Satker Pusat Riset Perikanan, dua koperasi di Satker Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP, dan dua orang wirausahawan baru bersama dengan kelompok masyarakat binaannya. Bentuk usaha yang akan dijalankan adalah budidaya udang vaname, budidaya patin, ekstraksi albumin ikan gabus, pengolahan dan pemasaran, filet dan rendang tuna.
“Kita didukung oleh LPMUKP melalui skema pinjaman yang mendanai usaha budidaya perikanan di lahan–lahan satker BRSDM yang belum optimal untuk menggerakkan ekonomi lokal maupun nasional. Di lain sisi, hal ini juga menjadi tantangan bagi kita bagaimana mengelola dana pinjaman tersebut secara profesional, meningkatkan produksi budidaya perikanan dan yang tidak kalah penting adalah keterlibatan SDM perikanan sebagai bagian dari penyerapan tenaga kerja terampil terutama di bidang budidaya perikanan,” ujar Sjarief.
Ia berharap seluruh Satker tersebut dapat menjalankan usaha budidaya dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku.