Jakarta, Gempita.co – Efek turunnya jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia, berimbas pada nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan berpeluang menguat.
Pada pukul 9.52 WIB, rupiah menguat tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.387 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.388 per dolar AS.
“Sentimen pasar keuangan terlihat negatif terhadap aset berisiko pagi ini dengan melemahnya indeks-indeks saham regional. Dengan sentimen tersebut, rupiah mungkin bisa ikut melemah hari ini,” kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, kekhawatiran pasar yang meninggi terhadap laju kenaikan kasus baru COVID-19 dunia karena varian Delta, mungkin menjadi salah satu alasan sentimen alih risiko tersebut.
“Tapi di sisi lain, kasus COVID yang mulai menurun dan aktivitas masyarakat yang mulai dilonggarkan di Indonesia akan membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah dan mungkin bisa berubah menguat,” ujar Ariston.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air terus menurun di mana pada Minggu (15/8) mencapai 20.813 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,85 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.222 kasus sehingga totalnya mencapai 117.588 kasus. Sementara itu, sebanyak 3,35 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 384.807 kasus.
“Data ekonomi AS, survei tingkat keyakinan konsumen AS bulan Agustus yang dirilis Jumat malam yang hasilnya menunjukkan pesimisme masyarakat, juga bisa membantu menahan penguatan dolar AS. Hasil ini mengindikasikan ekonomi AS belum siap dengan pengetatan moneter,” kata Ariston seperti dilansir Antaranews