Banyumas, Gempita.co – Ketua Asosiasi Petani Kentang Banjarnegara, Ahmad Mudasir mengaku kecewa dengan program pemerintah mengganti tanam bawang putih untuk mengatasi tingginya harga di pasaran.
Namun, saat panen, harga jatuh lantaran masuknya bawang putih impor.
Padahal program ini dibiayai oleh APBN dan digelar dalam skala luas, mencapai hektar di empat kabupaten. Akibatnya, banyak bawang putih di lahan yang tak dipanen dan busuk.
Sebelumnya ribuan petani kentang di Kabupaten Banjarnegara, Batang, Wonosobo, dan Temanggung mengganti tanaman kentang yang harganya rendah budidaya bawang putih yang berharga tinggi.
Akibatnya, petani tak mau lagi bertanam bawang putih lantaran trauma. Terlebih, ada lahan petani yang bawang putihnya tidak dipanen.
“Saat panen raya bawang putih itu, tidak ada mitra yang datang, bahkan informasinya impor bawang masuk. Kan aneh, pada saat petani panen kenapa ada bawang putih impor masuk, ”katanya.
Mudasir menjelaskan, akibat jatuhnya harga bawang putih, petani menanam kembali kentang harganya rendah. Sebab, budidaya kentang lebih mudah dibanding bawang putih. Selain itu, meski berharga murah, kentang tetap terserap pasar.