Jakarta, Gempita.co – Untuk mengantisipasi terulangnya kasus tercecernya zat/limbah radioaktif di wilayah pemukiman warga, Anggota Komisi VII DPR RI dari FPKS Mulyanto, minta Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (Bapeten) untuk mengaudit pelaksanaan standard opersional prosedur (SOP) pengelolaan limbah radioaktif, khususnya terkait transportasi dan penyimpanan sementara limbah radioaktif di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Kejadian tercecernya limbah radioaktif tersebut, meskipun dalam skala kecil, harus disikapi serius sebab bisa membahayakan warga dan menjadi preseden negatif dalam pengelolaan limbah radioaktif.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI yang juga doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Technology ini menduga tercecernya limbah radioaktif yang terjadi di Perumahan Batan Indah Serpong ini, karena lemahnya prosedur transportasi dan penyimpanan limbah radioaktif yang ada. Karena seharusnya, dari pengguna, limbah radioaktif tersebut diangkut dan disimpan di tempat penyimpanan sementara limbah radioaktif Batan. Bukan di lapangan dekat perumahan.
Kemungkinkan besar tindakan ini dilakukan di luar prosedur dan tidak resmi. Untuk itu Mulyanto yang juga tinggal di Perumahan Batan Indah tersebut minta Bapeten dan Batan bekerjasama dengan pihak Kepolisian untuk menelusuri pihak-pihak yang diduga terlibat atas kejadian tercecernya limbah radioaktif ini.
“Tercecernya limbah radioaktif ini cukup bahaya. Bukan hanya pada kesehatan dan keamanan warga di sekitar wilayah terdampak radiasi tapi juga terhadap kredibilitas bangsa ini di mata dunia. Masa limbah radioaktif di buang sembarangan. Di dekat perumahan lagi. Ini sangat memalukan,” tegas Mulyanto.
Mulyanto minta Bapeten segera melakukan tindakan pengamanan agar warga tidak masuk ke lokasi yang terpapar radiasi. Selain itu Mulyanto minta Bapeten melakukan tindakan dekontaminasi dan remediasi lingkungan agar area terpapar kembali normal.
Mulyanto mengapresiasi upaya Bapeten melaksanakan survey reguler radiasi lingkungan di wilayah seputar reaktor.
Melalui survey reguler ini dapat diketahui peningkatan radiasi lingkungan yang diakibatkan oleh operasi reaktor GA Siwabessy Batan.
Dengan survey itu juga berhasil membuktikan, bahwa reaktor serpong aman. Tidak ada kebocoran radiasi. Dan sistem pemantauan lingkungan sebagai early warning system radiasi bekerja dengan baik.
Tindakan antisipatif ini perlu dilanjutkan dan dikembangkan karena terbukti bermanfaat mampu mendeteksi bila terjadi kebocoran radiasi.