Gempita.co – Setelah kebocoran 34 juta data paspor, kali ini giliran 337 juta data Dukcapil yang dilaporkan telah dibocorkan peretas.
Kabar ini disampaikan oleh konsultan keamanan siber, Teguh Aprianto (@secgron) pada Minggu malam, (16/07), dimana data-data tersebut diposting di situs Breachforums oleh sebuah akun dengan nama RRR.
“Teman-teman di Breakforums, hari ini saya menjual data dari Indonesia,” tulisnya sebagai pembuka.
Data-data tersebut berasal dari situs Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil) Kemendagri RI dengan total data sebanyak 337.225.463 berisi informasi kredensial masyarakat Indonesia.
Data yang dipastikan bocor tersebut antara lain nama lengkap, NIK, nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah dan ibu, NIK ayah dan ibu, nomor akta kelahiran, nomor akta nikah, agama, hingga gelar akademis.
Dari keterangannya, RRR diketahui telah menjual data masyarakat Indonesia ini semenjak 14 Juli 2023 lalu dan baru terendus 2 hari kemudian pada Minggu, (16/07). Tidak disebutkan berapa besar nilai jual dari data-data ini, namun dilihat dari jumlah yang mencapai ratusan juta, RRR kemungkinan menjual dengan harga tinggi.
Kasus kebocoran data ini menjadi yang kedua di bulan Juli ini, dimana sebelumnya Kominfo sedang menginvestigasi kebocoran 34 juta data paspor yang terjadi di lingkungan Imigrasi.
Teguh sedikit ‘menyentil’ pihak yang harusnya bertanggung jawab akan kebocoran tersebut dimana data-data yang bocor ini merupakan data publik dan yang menanggung akibat dan kerugiannya adalah masyarakat.
“Setiap kali ada kasus kebocoran data di Indonesia, templatenya akan selalu sama. Buru-buru membantah, padahal belum melakukan investigasi,” ujarnya.
Ditambah, lembaga terkait seperti BSSN dan Kemenkominfo yang ditugaskan untuk investigasi dinilai tidak transparan yang mana hasil dari investigasi tersebut hanya diketahui oleh mereka dan Tuhan.
Dilansir dari laman Uzone.id, saat ini, belum ada statement resmi dari Kominfo maupun pihak Dukcapil mengenai kebocoran data ini, begitupun asal muasal dan penyebab pasti kebocoran 337 juta data masyarakat Indonesia di situs Dukcapil Kemendagri RI.