Soal Tempe dan Tahu, Mentan SYL: Kedelai Kita Pendek-pendek, Manis dan Disukai Masyarakat, Kita Genjot!

Gempita.co – Konsumsi kedelai impor cukup tinggi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal. Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/3/2022) mengatakan konsumsi kedelai impor cukup tinggi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal. Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal.

“Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret sebagai upaya menstabilkan harga dulu. Mudah-mudahan harga stabil bukan hanya di Jakarta, namun di Jawa serta daerah lain juga,” jelas Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/3/2022).

Ia pun mendorong perajin tahu tempe untuk menggunakan kedelai lokal pasalnya kualitasnya lebih bagus dibanding kedelai impor.

“Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau,” tuturnya.

Dalam kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 09 bertemakan Prospek Tanam Kedelai, Jumat (11/03/2022) di AOR BPPSDMP, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan diversifikasi pangan lokal sangat dibutuhkan, terutama untuk meningkatkan eksistensi produksi dengan buat organik.

“Harga kedelai bagus, ayo tanam kedelai segera,” kata Dedi memberi semangat para petani kedelai.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali