Tawaran IDI Tak Digubris, Terawan Bertekad Besarkan PDSI

Gempita.co – Himbauan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) diabaikan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, agar bergabung kembali ke organisasi para dokter tersebut.

Terawan dikabarkan justru akan membesarkan organisasi baru Persatuan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Saya akan ikut membangun PDSI karena saya sudah tidak ada tempat untuk berteduh lagi. Talenta yang diberikan Tuhan kepada kita harus bermanfaat untuk menolong masyarakat” ujar Terawan, seperti ditirukan salah seorang kepercayaannya, Andi, Jumat kemarin.

“Atas nama kemanusiaan Pak Terawan sudah bertekad ingin membesarkan PDSI,” katanya.

PDSI dideklarasikan pada akhir April lalu, diketuai oleh mantan staf khusus Terawan, Brigjen TNI (purn) dr Jajang Edi Priyanto. PDSI telah mendapat pengakuan dari pemerintah dengan terbitnya SK Kemenhumkam dengan nomor AHU 003630.AH. 01.07.2022.

Terawan mengatakan, meski telah pindah ke “rumah baru” dirinya tetap respek dan hormat pada rekan – rekan dokter yang bernaung di IDI.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih pada rekan sejawat. Sekian lama saya bergabung di IDI dan mendapat banyak pelajaran berharga, ” ujar Andi menirukan ucapan Terawan.

PDSI diharapkan Terawan bisa berkontribusi dalam membangun kesehatan masyarakat. Jenderal bintang tiga yang juga mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Jakarta itu mengajak para rekan sejawat ikut bergabung untuk membesarkan PDSI.

“Agar kita dapat mengembangkan ilmu kesehatan yang lebih maju, saya mengajak rekan sejawat yang bertugas di TNI, Polri, ASN, swasta, profesional dan juga para dokter serta mahasiswa di dalam dan diluar negeri untuk bergabung bersama PDSI,” kata Terawan, kepada Andi.

Pemecatan Terawan bermula dari rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI pada muktamar ke-31 IDI di Aceh, 25 Maret 202. Alasannya, Terawan dinilai melakukan pelanggaran berat etik serta memicu kontroversi sejak 2018 sampai 2022.

Salah satu kontroversi Terawan yakni temuannya tentang metode cuci otak atau Digital Subtraction Angiography (DSA), meski metode tersebut diakui memuaskan oleh banyak orang yang telah menggunakannya.

*Berbagai sumber

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali