Terungkap, Pesan Berantai Fenomena Aphelion Iklim Indonesia Lebih Dingin Hoax, Begini Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) /Ist

Jakarta, Gempita.co – Beredarnya pesan berantai di masyarakat terkait kondisi iklim Indonesia akan lebih dingin saat ini akibat fenomena Aphelion ternyata adalah informasi  tidak benar atau hoax.

Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra, Rabu (14/7/2021) menjelaskan, fakta ilmiah yang sebenarnya dari fenomena Aphelion ini, memang telah terjadi, pada 6 Juli 2021 lalu.

Bacaan Lainnya

“Aphelion memang benar terjadi bulan Juli, dan itu rutin setiap tahun terjadi sekali,” kata Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra, Rabu (14/7/2021).

Desindra memastikan, meski adanya fenomena itu, hal itu tidak berpengaruh terhadap suhu saat ini. Suhu sekarang dipengaruhi karena perubahan iklim dari musim penghujan ke kemarau.

“Yang jelas, tidak mempengaruhi sampai suhu turun drastis seperti itu. Itu sudah masuk.HOAX,” tegasnya.

Sebelumnya juga, BMKG melalui instagramnya menuliskan, jika benar aphelion terjadi pada tanggal 6 Juli 2021, namun secara umum, tidak ada dampak yang signifikan pada bumi.

Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan bumi oleh awan.

Mengingat posisi matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin.

Oleh karenanya, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa.

Pos terkait