Terungkap ternyata Putin Sengaja Biarkan Bos Wagner Lakukan Kudeta 24 Jam, Ini Alasannya

MOSKOW, Gempita.co- Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengakui bahwa dia sengaja membiarkan tentara bayaran Wagner Group dan bosnya, Yevgeny Prigozhin, melakukan pemberontakan atau kudeta selama 24 jam pada akhir pekan lalu.

Itu disampaikan dalam pidatonya semalam. Putin mengatakan dia melakukan pembiaran selama itu untuk menghindari pertumpahan darah sesama orang Rusia, dan itu telah memperkuat persatuan nasional.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Pernyataan itu tampaknya dimaksudkan untuk menarik garis di bawah peristiwa yang dilihat oleh banyak pemimpin Barat sebagai pengungkap kerentanan rezim Putin sejak menginvasi Ukraina 16 bulan lalu.

Kelompok paramiliter Wagner, dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, berhasil menguasai kota Rostov-on-Don dan pusat komando militernya. Dia kemudian menggerakkan konvoi bersenjata melintasi Rusia hingga 200 km dari Moskow.

Namun, pada Sabtu malam, Prigozhin tiba-tiba membatalkan pemberontakan bersenjata. Media pemerintah Rusia pada keeseokan harinya melaporkan pembatalan pemberontakan itu merupakan hasil kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Di bawah kesepakatan, Prigozhin setuju mengakhiri pemberontakan dengan imbalan dirinya dibiarkan pergi ke pengasingan di Belarusia dan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow.

Putin mengatakan dialah yang memberi instruksi agar menghindari pertempuran sesama warga Rusia.

“Sejak awal kejadian, langkah-langkah diambil atas instruksi langsung saya untuk menghindari pertumpahan darah yang serius,” kata Putin, seperti dikutip Business Times, Selasa (27/6/2023).

“Dibutuhkan waktu, antara lain, untuk memberi mereka yang telah melakukan kesalahan kesempatan untuk sadar, untuk menyadari bahwa tindakan mereka ditolak keras oleh masyarakat, dan bahwa petualangan yang mereka ikuti memiliki konsekuensi tragis dan destruktif bagi Rusia dan negara kita,” papar Putin.

Putin tidak menyebutkan nama Prigozhin, yang meminta Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov, datang ke Rostov untuk berbicara dengannya. Prigozhin menyerukan agar keduanya diberhentikan.

 

 

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali