JAKARTA, Gempita.co-
Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor strategis yang dapat bertumbuh meskipun di tengah pandemi Covid-19. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah giat mengembangkan sektor perikanan budidaya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki potensi lahan budidaya mencapai 2 juta hektar. Kurang lebih 600.000 hektar di antaranya telah dicetak sebagai lahan tambak, namun hanya sekitar 200.000 hektar yang telah dikelola efektif. Potensi ini merupakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memulihkan perekonomian bangsa.
Salah satu langkah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP dalam mewujudkan arahan Presiden Joko Widodo, ialah melalui satuan pendidikan kelautan dan perikanan. Pola pembelajaran yang dikembangkan pada satuan pendidikan kelautan dan perikanan adalah teaching factory (TEFA) atau praktik kerja langsung, bukan sekedar praktik di laboratorium.
Pada 19 Oktober 2020, satuan kerja BRSDM, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal, menyelenggarakan Panen Udang Vannamei di TEFA Budidaya Udang Empang Plastik (BUSMETIK). Kegiatan panen udang vannamei merupakan bagian dari kegiatan TEFA. Konsep inilah yang menjadi salah satu keunggulan pola pendidikan vokasi KKP dalam mencetak SDM yang terampil untuk siap kerja dan berwirausaha. Teknologi BUSMETIK merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan oleh satuan pendidikan kelautan dan perikanan, dan telah mendapatkan penghargaan oleh Presiden RI.
“Keberhasilan teknologi ini kiranya dapat digunakan warga setempat, di mana kendala lahan sudah tidak menjadi persoalan utama lagi dalam budidaya udang dan tidak membutuhkan modal yang tinggi. Kegiatan panen ini menjadi bagian dari kegiatan desiminasi atas keberhasilan teknologi sebagai bagian dari peran sekolah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Hal ini sejalan dengan tugas yang diberikan Presiden kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, disamping meningkatkan komunikasi dengan nelayan,” papar Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris BRSDM turut menyampaikan apresiasinya atas dukungan penuh dari Pemerintah Kota Tegal atas hibah lahan seluas 10,1 hektare untuk mendukung peningkatan status kelembagaan SUPM Tegal menjadi Politeknik Kelautan dan Perikanan Tegal.
“Terima kasih kepada Bapak Walikota Tegal beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan. InsyaAllah, akhir tahun ini sudah diselesaikan Detail Engineering Design (DED) Poltek Tegal sehingga tahun depan dapat dimulai pembangunan dan secara pararel akan dilakukan penerimaan taruna/i angkatan perdana,” tutur Kusdiantoro.
“Saya berharap dukungan penuh Pemerintah Kota Tegal terhadap berdirinya Politeknik Kelautan dan Perikanan Tegal dapat terus berlanjut, sehingga keberadaan sekolah vokasi yang berada di episentrum Jawa akan tumbuh dan berkembang menjadi pendidikan vokasi terbaik. Kampus ini kedepan kiranya juga dapat menjadi kampus enterpreneurship perikanan, karena warga Tegal telah memiliki modalitas yang kuat sebagai seorang enterpreneurship, salah satu success story-nya adalah “Warung Tegal” yang tersebar di seantero negeri bahkan di beberapa negara. Jadi, Kota Tegal kedepan tidak terbatas dikenal dengan warung Tegal dan Sate Tegal, tetapi juga dikenal sebagai pencetak SDM perikanan unggul,” lanjutnya.
Kepala SUPM Tegal, Maskuri, menuturkan bahwa panen udang vannamei kali ini merupakan panen terakhir di tahun 2020. Pada tambak seluas 1.900 meter persegi, dengan jumlah benih yang ditebar sebanyak 300.000 ekor serta padat tebar 158 ekor/meter, umur panen 100 hari, dan dengan menghabiskan pakan sebanyak 6.373 kg, mampu menghasilkan hasil panen dengan total sebanyak 5.029 kg.
Sementara itu Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, yang turut hadir menyaksikan jalannya panen di lokasi tambak SUPM pun berharap peningkatan SUPM menjadi Politeknik dapat makin mendorong peningakatan kompetensi SDM Kota Tegal. Dengan adanya peningkatan tersebut juga diharapkan semakin banyak mahasiswa dari berbagai daerah se Indonesia yang belajar di Kota Tegal sehingga meningkatkan perekonomian Kota Tegal.
“Semoga setelah menjadi politeknik, tidak hanya udang vannamei saja kedepan yang menjadi fokus budidaya namun juga melakukan budidaya berbagai jenis udang serta ikan lainnya,” ucap Dedy Yon.