Varian Baru COVID-19 Bernama MU Ditemukan di Kolombia, Ini Gejalanya!

Terhitung ada 888 orang positif virus corona memilih untuk menjalani isolasi secara mandiri.(Foto: Ist)

Gempita.co – Kolumbia dilanda virus corona Varian Mi B.1621 menjadi varian terbaru di kategori Variant of Interest (VOI), selevel varian Lambda, dikhawatirkan lebih kebal vaksin.

Varian ini pertama kali ditemukan di Kolombia pada awal 2021, tepatnya pada Januari lalu. Sebelumnya, kasus varian Mu dilaporkan muncul di sejumlah bagian Amerika Selatan dan Eropa.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Namun, para ahli mengatakan bahwa varian tersebut belum berada pada tingkat mengkhawatirkan seperti varian Delta (B1617.2) dan seharusnya tidak menjadi kekhawatiran.

Secara global varian Mu menyumbang sebagian kecil dari kasus infeksi COVID-19. Hingga saat ini, para ilmuwan masih menyelidiki apakah varian tersebut memiliki sifat atau komponen tertentu yang bisa membobol perlindungan kekebalan yang dibangun oleh vaksin.

Gejala Varian Mu

Varian mu tampaknya memiliki gejala yang sama dengan semua jenis virus corona lainnya. Gejala utama Covid-19 menurut badan kesehatan Inggris (NHS) adalah:

1. Suhu tinggi

Ini berarti Anda merasa panas untuk menyentuh dada atau punggung Anda (Anda tidak perlu mengukur suhu Anda).

2. Batuk terus-menerus

Ini berarti batuk banyak selama lebih dari satu jam, tiga atau lebih episode batuk dalam 24 jam (jika Anda biasanya batuk, mungkin lebih buruk dari biasanya)

3. Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau pengecap

Ini berarti menyadari bahwa Anda tidak dapat mencium atau merasakan apa pun, atau hal-hal yang berbau atau terasa berbeda dari biasanya.

NHS mengatakan bahwa kebanyakan orang yang memiliki gejala Covid-19 akan memiliki setidaknya satu dari gejala di atas.

Varian Mu Kebal Vaksin

WHO mengatakan bahwa data awal menunjukkan varian Mu tampaknya lebih kebal terhadap antibodi.

Namun, dr Griffin mengatakan tes laboratorium tidak memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana kekebalan manusia bekerja di dunia nyata.

“Studi penetralisir itu sangat berguna karena cukup mudah dilakukan dan cukup cepat, tetapi itu adalah bagian dari cerita, bukan keseluruhan cerita,” kata dr Griffin.

“Kita perlu melihatnya secara klinis dan juga di dunia nyata, kita melihat perubahan sifat yang berarti vaksin benar-benar kehilangan kemanjurannya,” ujar dr Griffin.

WHO juga menegaskan bahwa penyelidikan lebih lanjut diperlukan dan dr Griffin mengatakan varian Mu seharusnya tidak menjadi kekhawatiran.

Amerika Latin Mulai Waspada

Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) sedang mengawasi evolusi COVID-19 varian Mu di Amerika Latin yang ditemukan di Kolombia dan ditandai sebagai “varian yang menjadi perhatian” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Agustus.

“Berkat strategi pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Nasional Kolombia, varian yang disebut B1621 ini, yang beredar di Kolombia dan negara lainnya, terdeteksi pada Januari,” kata penasihat PAHO Jairo Mendez Rico saat konferensi pers virtual, Rabu (1/9).

Menurut Mendez, varian baru tersebut tidak menimbulkan ancaman atau risiko tertentu sebab transmisi masyarakat di kawasan tersebut masih relatif tidak menentu.

Kasus varian Mu tercatat di Kosta Rika dan Ekuador, namun tidak memberikan dampak besar dalam hal tingkat keparahan, kematian atau lonjakan penularan, kata Mendez.

Sumber: parstoday

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali