Gempita.co-Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.
Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan telah terjadi 23 kali guguran lava pijar pada Jumat (7/4/2023) dari pukul 00.00-06.00 WIB.
Guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2 kilometer (2000 meter) itu melucur ke arah barat daya (Kali Bebeng dan Kali Boyong). BPPTKG Yogyakarta mencatat cuaca di kawasan Gunung Merapi (2968 mdpl) cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 14-18 °C, kelembaban udara 67-96.1 %, dan tekanan udara 837.2-916 mmHg. Secara visual, Gunung Merapi juga tampak dengan jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 30-250 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari data seismogram terekam aktivitas kegempaan Guguran 48 kali, Hybrid/Fase Banyak 2 kali, dan Vulkanik Dangkal 1 kali. Tingkat aktivitas Gunung Merapi hingga kini masih ditetapkan pada level III atau siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. BPPTKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.