Belanja Program Pemulihan Ekonomi Nasional Mencapai Rp483,62 Triliun

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan antisipasi corona dengan melakukan karantina uang kertas dan logam selama 14 hari dan kemudian disemprotkan disinfektan, sebelum diedarkan. (Foto: Alinea.id)

Jakarta, Gempita.co – Realisasi belanja program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 14 Desember 2020 mencapai Rp 483,62 triliun atau 69,6 persen dari total pagu anggaran yang mencapai Rp 695,2 triliun.

Demikian penjelasan Kementerian Keuangan. “Program PEN secara efektif membantu penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers virtual realisasi APBN per November 2020 di Jakarta, Senin (21/12/2020).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Wamenkeu merinci untuk klaster kesehatan per 15 Desember 2020, realisasinya mencapai Rp 47,05 triliun atau 47 persen dari pagu Rp 99,5 triliun.

Alokasi anggaran ini, lanjut dia, untuk insentif tenaga kesehatan, biaya klaim perawatan, pengadaan alat pelindung diri, alat kesehatan, serta operasi dan sosialisasi penegakan PSBB dan protokol kesehatan.

Suahasil menambahkan dalam outlook 2020, realisasi anggaran kesehatan dalam program PEN diperkirakan mencapai Rp 63,06 triliun dan sisanya sebesar Rp 36,44 triliun digunakan untuk pendanaan program vaksinasi 2021.

Sementara itu, untuk belanja perlindungan sosial mencapai Rp 217,16 triliun dari pagu anggaran sebesar Rp 230,21 triliun.

Dari studi Kemenkeu, lanjut dia, program perlindungan sosial menekan laju kemiskinan ke 8,99 persen dari penambahan angka kemiskinan yang diperkirakan bisa mencapai 10,96 persen jika tidak ada bantuan sosial.

Dari klaster sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, dari pagu Rp 67,86 triliun sudah direalisasikan mencapai Rp 55,68 triliun atau 82 persen.

Untuk klaster dukungan kepada UMKM, sudah terealisasi sebesar 92 persen yakni mencapai Rp 106,46 triliun dari pagu Rp 116,31 triliun.

Dalam outlook 2020, realisasi dukungan UMKM diperkirakan mencapai Rp 112,65 triliun dan sisanya sebesar Rp 3,67 triliun rencananya untuk pendanaan 2021.

Sedangkan untuk klaster pembiayaan korporasi, baru terealisasi 13 persen mencapai Rp 8,16 triliun dari pagu anggaran sebesar Rp 60,73 triliun.

Wamen menjelaskan celah realisasi sebesar Rp 52,57 triliun untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN, pinjaman investasi BUMN serta LPI akan terealisasi pada akhir Desember 2020 sehingga realisasinya dapat 100 persen.

Untuk klaster insentif usaha, sudah terealisasi mencapai Rp 49,12 triliun atau 41 persen dari pagu anggaran mencapai Rp 120,61 triliun. 

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali