China Sebut AS ‘Provokasi’, Rombongan Parlemen AS Kunjungi Taiwan

Gempita.co – Sebuah pesawat militer Amerika yang membawa anggota parlemen AS mendarat di Taiwan, sontak China sebut AS ‘provokasi’.

Pernyataan itu muncul setelah anggota Kongres terbang ke Taiwan pada hari Selasa dengan pesawat militer, menurut Kementerian Pertahanan China.

Bacaan Lainnya

“China dengan tegas menentang dan mengutuk keras itu,” kata juru bicara kementerian Kolonel Senior Tan Kefei dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam.

“Taiwan adalah bagian suci dan tak terpisahkan dari wilayah China, tindakan pihak AS ini sangat mencampuri urusan dalam negeri China, secara serius mengacaukan kedaulatan teritorial China dan sangat mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Tan.

Sebuah pesawat militer Boeing C-40A, terdaftar di Angkatan Laut AS, terbang dari Pangkalan Udara Clark di Filipina dan mendarat di Taipei dengan membawa serombongan anggota parlemen AS.

Pihak berwenang di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu berbagi detail tentang kunjungan tersebut.

Mereka mengatakan  bahwa mereka “memberikan bantuan administratif kepada delegasi” dan “rencana perjalanan yang relevan telah dikoordinasikan dengan Institut Amerika di Taiwan (AIT).”

AIT mewakili Washington di Taipei dan mengoordinasikan semua komunikasi antara kedua belah pihak.

“Kami dengan ini memperingatkan pihak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatifnya, segera menghentikan semua tindakan destruktif yang mengarah pada eskalasi ketegangan di Selat Taiwan, dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’,” kata Tan.

Namun, di Washington, Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan kunjungan Kongres AS ke Taiwan “cukup rutin,” dan “tidak jarang mereka diangkut dengan pesawat militer AS.”

Juru bicara China memperingatkan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan “untuk tidak salah menilai situasi dan mengambil risiko, jika tidak, itu hanya akan membawa bencana serius ke pulau itu.”

Interaksi antara Taipei dan Washington dan sekutunya telah meningkat baru-baru ini, memicu peningkatan aktivitas udara oleh jet China di atas Selat Taiwan.

“China harus dan akan dipersatukan kembali. Tidak ada yang boleh meremehkan tekad kuat rakyat China, kemauan yang tak terpatahkan, dan kemampuan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” tegas Tan.

Beijing mengklaim Taiwan, sebuah negara kepulauan berpenduduk sekitar 24 juta orang, sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taipei telah bersikeras pada kemerdekaannya sejak 1949 dan memiliki hubungan diplomatik dengan setidaknya 15 negara.

Sumber: anadolu agency

Pos terkait