Makan Kue Onde-Onde, Tradisi Masyarakat Tionghoa Merayakan Cap Go Meh

Gempita.co – Hari ini (15/2/2022) Masyarakat Tionghoa Merayakan Cap Go Meh 2022.

Cap Go Meh adalah salah satu perayaan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa dan sudah berlangsung sejak lama.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Nama Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang memiliki kata Cap yang berarti 10, kata Go yang berarti 5, dan kata Meh berarti malam. Jadi, Cap Go Meh berarti 15 malam sesudah perayaan tahun baru Imlek.

Nama Cap Go Meh sendiri hanya populer di Indonesia, sedangkan di daerah lain namanya berbeda. Cap Go Meh telah berlangsung sejak tahun 206 sebelum masehi. Acara tersebut diselenggarakan sebagai wujud penghormatan untuk Dewa tertinggi pada Dinasti Han

Pada ini biasanya para biksu akan menerbangkan lentera sebagai tanda untuk membuang nasib buruk pada masa lalu dan untuk menyambut nasib baik pada masa yang akan datang.

Onde-Onde

Perayaan ini juga merupakan simbol dari serangkaian perayaan Imlek yang telah berakhir. Dengan berakhirnya tahun baru Imlek, maka berakhir pula mengenai hal-hal yang telah dianggap tabu. Masyarakat Tionghoa pun dengan berakhirnya perayaan ini bebas melakukan sesuatu yang dianggap tabu saat berlangsungnya perayaan Imlek.

Hal-hal yang dianggap tabu tersebut di antaranya adalah menangis, berkata jorok, makan bubur, membeli sepatu dan lain sebagainya.

Saat festival Cap Go Meh berlangsung biasanya masyarakat Tionghoa akan memakan onde-onde. Onde-onde ini berbeda dengan onde-onde pada umumnya, yakni berisi pasta wijen hitam yang direndam dalam kuah jahe yang disebut dengan tang yuan.

Di Indonesia, pusat dari perayaan Cap Go Meh ini berada di Singkawang Kalimantan Barat. Dalam perayaannya biasanya akan dimeriahkan dengan lampion, barongsai, dan menghadirkan replika naga. Tak hanya itu, dalam perayaan ini juga ada Pawai Tatung.

Tatung adalah orang-orang yang terpilih yang dirasuki roh baik yang kemudian menjadi kebal. Pawai Tatung ini merupakan salah satu simbol dari tolah bala atau mengusir roh-roh jahat.

Perayaan Cap Go Meh harus dijaga dan dilestarikan, lantaran sudah tercatat oleh UNESCO.

*Berbagai Sumber

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali