Mengenal Rumah Suku Hakka, Meski Kuno Miliki Sistem Pertahanan Perang

Rumah Khas Suku Hakka (dok.Tionghoa Info)

Jakarta, Gempita.co – Provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok menyimpan keunikan arsitektur yang telah berusia ribuan tahun dan masih bertahan hingga sekarang yang dikenal dengan Fujian Tulou.

Buat kamu penggemar film ‘Mulan’ yang bakal dirilis pada 2020, kamu bisa melihat sekilas Fujian Tulou ini di teaser film yang sudah dirilis oleh Disney.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Fujian Tulou atau rumah bumi dibangun oleh suku Hakka dan menjadi seperti benteng pertahanan bahkan tak ubahnya kota kecil bagi penghuninya. Fujian Tulou dibangun antara abad 12 hingga 20 Masehi. Rata-rata setiap tulou dapat menampung hingga 800 orang.

Perumahan tersebut diperkirakan dibangun antara abad ke-15 dan ke-20. Bangunan dirancang menghadap ke halaman tengah sehingga bentuknya melingkar.

Dilansir dari Insider, orang Hakka bermigrasi dari provinsi-provinsi di China Selatan dari wilayah utara. Hal ini dilakukan karena mereka sering menghadapi konflik dengan penduduk asli.

Untuk melindungi diri dari musuh, orang Hakka membangun dinding tulou yang tebalnya mencapai 1,5 meter. Selain itu, perumahan mereka juga dibentengi dengan gerbang besi, dilengkapi dengan terowongan bawah tanah dan senjata.

“Bukaan pintu biasanya dibangun dari bingkai granit dengan panel pintu kayu. Karena hanya ada satu pintu masuk, itu membuat bangunan lebih mudah untuk dipertahankan,” kata Yeo Kang Shua, profesor sejarah arsitektur, teori, dan kritik di Universitas Teknologi dan Desain Singapura.

“Bukaan jendela biasanya di tingkat yang lebih tinggi, membuat akses dari jendela juga sulit,” tambahnya.

Halaman utama adalah tempat warga dapat mengadakan kegiatan seperti upacara keagamaan, festival, dan pernikahan.

Selain di Fujian, rumah tulou ini juga dapat ditemukan di bagian lain China, termasuk Guangdong.

“Sebagian besar tulou memiliki kuil keluarga dan sekolah keluarga di dalam gedung,” kata Kang Ger-Wen, asisten profesor di Departemen Studi Cina Universitas Nasional Singapura.

“Orang Hakka memandang hubungan keluarga dan pendidikan sebagai dua hal terpenting dalam hidup mereka,” tambahnya.

Setiap tulou berfungsi seperti desa mandiri. Bagian bangunan dibagi antara keluarga dari klan yang sama.

Banyak dari tulou ini sekarang memiliki listrik dan pasokan air. Sementara untuk sumber makanan utamanya berasal dari ladang mereka sendiri dan desa-desa terdekat. Koridor yang menghubungkan kamar individu di setiap lantai dimaksudkan untuk mendorong interaksi bertetangga di antara penghuni.

“Sebagai struktur pertahanan, memiliki rencana melingkar berarti tidak akan ada sudut atau titik buta,” kata Yeo.

Dewasa ini, jumlah orang yang tinggal di tulou menurun selama bertahun-tahun karena semakin banyak generasi muda pindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan dan kesempatan pendidikan yang lebih baik.

Sementara itu, peningkatan pariwisata di daerah tersebut telah memberikan kehidupan baru bagi rumah-rumah bersejarah ini dengan menopang bisnis lokal.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali