Pasokan Gas ke Eropa akan Ditutup Presiden Putin

Gempita.co – Jika batasan harga dikenakan pada sumber daya energi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan berhenti memasok gas dan minyak ke Eropa.

Putin mengecam seruan Eropa untuk pembatasan harga gas Rusia sebagai hal ‘bodoh’ dan Rusia akan meninggalkan kontrak pasokannya jika Barat memberlakukan pembatasan harga pada ekspor Rusia.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Mengutip The Business Times, Senin, 19 September 2022, Menteri Energi Uni Eropa akan bertemu untuk membahas bagaimana menanggapi pengurangan pasokan gas dari Rusia dan lonjakan harga yang mengancam bisnis dan konsumen dengan permintaan diperkirakan meningkat di bulan-bulan yang dingin.

Namun, rencana untuk membatasi harga gas Rusia, salah satu langkah utama yang ditimbang oleh UE, diragukan ketika seorang Menteri Ceko mengatakan itu harus dikeluarkan dari agenda.

Ceko membantu memandu diskusi sebagai pemegang jabatan presiden bergilir UE.

“Itu bukan proposal yang konstruktif, menurut saya. Ini lebih merupakan cara lain untuk memberikan sanksi kepada Rusia daripada solusi aktual untuk krisis energi di Eropa,” kata Kantor Berita Ceko CTK, mengutip Menteri Perindustrian Jozef Sikela.

Krisis energi yang dihadapi Eropa telah tumbuh lebih akut setelah Gazprom Rusia sepenuhnya menghentikan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman setelah dikatakan menemukan kebocoran oli mesin selama pekerjaan pemeliharaan minggu lalu.

Putin menolak klaim Barat, Moskow menggunakan gas sebagai senjata untuk mematahkan oposisi terhadap invasi ke Ukraina.

Presiden Rusia mengatakan sanksi Jerman dan Barat harus disalahkan atas pipa yang tidak beroperasi dan Ukraina serta Polandia memutuskan sendiri untuk mematikan rute gas lain ke Eropa.

Dia meminta Jerman untuk mengembalikan turbin untuk stasiun kompresor pipa Portovaya yang akan memungkinkan Rusia melanjutkan pemompaan gas.

Adapun dampak dari lonjakan harga memaksa perusahaan untuk membatasi produksi dan pemerintah menghabiskan miliaran dolar untuk memberikan dukungan guna melindungi konsumen dari dampak tersebut.

Badan industri listrik Eropa mendesak pemerintah untuk memberikan kredit darurat kepada perusahaan energi yang menghadapi tekanan likuiditas dari melonjaknya kebutuhan jaminan karena harga listrik naik.

Sumber: ATN

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali