Wabah Penyakit Sifilis Menyerang Eropa dan AS, Bintang Film Dewasa Stop Syuting

Gempita.co – Data baru yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, jumlah infeksi sifilis baru melonjak 26 persen antara 2020 dan 2021, dengan 52.354 kasus sifilis primer dan sekunder dilaporkan di AS tahun lalu.

Tidak hanya itu, tingkat klamidia dan gonore juga meningkat dari 2020 hingga 2021 –ketiga infeksi ini meningkat 4,4 persen secara keseluruhan tahun lalu.

Beberapa bintang film dewasa di Inggris memilih untuk menahan diri dari syuting menyusul laporan wabah sifilis di Eropa ini.

Menurut laporan Independent, PASS, sebuah perusahaan yang menjalankan database sertifikat kesehatan seksual untuk aktor dewasa AS, mengatakan bahwa mereka diberitahu tentang beberapa tes sifilis positif di antara bintang porno di Eropa.

PASS yang telah mengeluarkan peringatan mereka tentang sifilis di portal sumber daya global untuk pekerja industri dewasa minggu lalu juga menyatakan bahwa tes kesehatan seksual tidak standar dalam industri hiburan dewasa di Eropa. “Pemain individu, pencipta, dan studio mungkin ingin mempertimbangkan untuk menghentikan produksi mereka sendiri sampai tingkat risikonya diketahui,” katanya dalam pernyataan itu.

Sifilis merupakan salah satu PMS yang ditularkan melalui kontak seksual dan menyebabkan lesi kulit dan ruam. Infeksi bakteri dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun, jika tidak diobati, sifilis dapat memicu masalah serius, termasuk secara permanen mengubah dan merusak organ dalam dan fungsi otak bahkan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Data CDC menunjukkan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria 106 kali lebih mungkin terinfeksi sifilis dibandingkan pria yang berhubungan seks dengan wanita. CDC merekomendasikan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria harus menjalani tes sifilis sesering mungkin atau setiap tiga hingga enam bulan jika mereka memiliki banyak pasangan anonim.

Kelompok lain yang berisiko tinggi terkena sifilis termasuk orang kulit hitam Amerika, yang hampir lima kali lebih mungkin terinfeksi daripada orang kulit putih Amerika. Faktor sosial ekonomi—termasuk kurangnya akses ke perawatan kesehatan yang baik –juga dapat membuat orang menjadi lebih rentan.

Sangat Menular

Sifilis sangat menular yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius tanpa pengobatan. Ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Treponema pallidum. Infeksi dapat berkembang secara bertahap dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan bagian seksual selama hubungan seks vaginal, oral atau anal.

Sementara mengutip Healthline, sifilis lebih banyak menyerang perempuan dibandingkan pria. Pada awal infeksi, beberapa kasus sifilis tidak menunjukan gejala ataupun berskala ringan. Namun, infeksi yang berkembang akan membuat penyakit ini semakin parah.

Ada beberapa tahap gejala penyakit ini, yakni utama atau primer, sekunder, tersembunyi dan tersier. Namun, sayangnya pada tahap tersembunyi, seperti namanya, gejala di tahap ini tidak terlihat, namun infeksi tetap bergerak aktif. Pada dua tahap pertama, penyakit ini sebutkan sangat mudah menular. Lalu pada tahap tersierlah tahap yang paling merusak kesehatan.

Tahap primer atau utama terjadi sekitar 3 hingga 4 minggu pasca infeksi bakteri. Gejala pertama adalah munculnya luka bulat kecil yang biasa disebut chancre. Tempatnya bisa di mana saja, sesuai dengan tempat masuknya bakteri, bisa di mulut, alat kelamin ataupun rektum.

Hal ini dikarenakan sifilis bisa menular melalui kontak seksual termasuk seks oral. Luka ini umumnya bertahan selama 2 hingga 6 minggu. Gejalanya pembengkakan kelenjar getah bening. Sayangnya, luka ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga orang seringkali tidak menyadarinya dan mudah sekali menular pada orang lain.

Sementara gejala sifilis sekunder meliputi sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, demam, penurunan berat badan, rambut rontok hingga nyeri sendi. Sedangkan sifilis tersier adalah tahap terakhir yang bisa menimbulkan kondisi serius seperti kebutaan, kehilangan pendengaran, kondisi kesehatan mental, hilang ingatan, kerusakan jaringan lunak dan tulang, penyakit jantung, neurosifilis, gangguan neurologi seperti stroke ataupun meningitis.

Sekitar 15 sampai 30 persen orang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium lanjut, penyakit ini dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian. Masalah-masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi asli yang tidak diobati. Dalam kasus yang jarang terjadi, juga dapat menyebabkan kematian.

*Berbagai Sumber

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali