Napoleon Brutal, Kabareskrim Polri: Segera Dipindah ke Cipinang!

Jakarta, Gempita.co – Irjen Pol Napoleon Bonaparte akan segera dipindahkan ke Lapas Cipinang, demikian keterangan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Hal ini menyusul berbagai aksi brutal di Rutan Bareskrim.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Sedang kami koordinasikan untuk dipindahkan ke Lapas Cipinang,” kata Agus kepada wartawan, Jumat (8/10).

Menurut Agus, di Lapas Cipinang nanti status mantan Kadivhubinter Mabes Polri itu menjadi tahanan hakim. Sejauh ini, Napoelon masih menunggu keputusan dari kasasi Mahkamah Agung atas vonis 4 tahun dalam kasus menerima suap dari terpindana kasus hak tagih Bank Bali Djoko Tjandra.

Di Rutan Bareskrim, jenderal bintang dua itu terus menunjukkan diri dan merasa masih sebagai petinggi Polri sehingga membuat sungkan para tahanan lain dan petugas rutan.

Napoleon menganiaya tersangka kasus penodaan agama Islam Muhammad Kace pada 26 Agustus 2021 lalu. Selain melumuri Kace dengan tinja ia juga menganiaya yang menyebabkan Kace menderita 10 luka berdasar hasil visum.

Tidak hanya kepada Kace, Napoleon juga mengancam Tommy Sumardi, yang merupakan kaki tangan Djoko Tjandra. Tommy yang menyuap Napoleon terkait upaya menghapus red notice buron 11 tahun itu.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono meminta Tommy segera melaporkan ancaman pembunuhan tersebut. “Laporkan saja kepada kepolisian, aparat penegak hukum agar nanti aparat hukum yang akan menyelesaikan masalah itu,” kata Rusdi, Jumat ini.

Rusdi membenarkan bahwa sel tahanan Tommy berdekatan dengan Napoleon. “Ya, masih dalam satu blok,” katanya.

Ancaman pembunuhan disampaikan pengacara Tommy, Dion Pongkor, menyusul beredarnya rekaman percakapan Tommy dengan Napoleon. Dion mengatakan percakapan berlangsung di Rutan Bareskrim dan kliennya dipaksa berbicara sesuai keinginan Napoleon.

“Tapi biar selamat ikut aja sesuai perintah. Dia di bawah tekanan. Daripada digebuk, bukan cuma digebuk dia jawab, Pak Tommy oh ini daripada saya dibunuh, katanya. Saya ikutin aja mau dia,” ujar Dion menirukan perkataan Tommy.

Masih mengutip Tommy, Dion mengatakan bahwa Napoleon masih berkuasa di dalam rutan. “Polisi-polisi semua enggak ada yang berani ama dia. Waktu itu (Tommy) dibawa ke bawah situ dia didikte, disuruh, kamu ngomong begini ya. Gitu lah,” Dion menjelaskan.

Meski demikian, Tommy tidak akan menarik kesaksian yang sudah disampaikan di persidangan bahwa ia telah menyerahkan uang suap 370 ribu dolar AS dan 200 ribu dolar Singapura untuk memuluskan buron Djoko Tjandra menyusup pulang ke Tanah Air.

Sumber: berbagai sumber

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali